islamkingdomfacebook islamkingdomyoutube islamkingdomtwitte


Waspadai Praktek Perdukunan


9717
SIFAT
ingga hari ini, negeri Muslim terbesar di dunia ini belum lepas dari jeratan kemusyrikan. Hal ini ditandai Di antaranya dengan belum hilangnya pengaruh perdukunan.

Oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لله نُحَمِّدُهُ ونستعينه وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنَفْسُنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعُمَّالَنَا مِنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمِنْ يُضَلِّلُ فَلَا هَادِي لَهُ ، أَشُهْدَ أَنْ لَا إله إلّا اللهَ وَحْدِهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدَ أَنْ مُحَمَّدَا عَبْدَهُ وَرَسُولَهُ الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَه ، اللَّهُمَّ صِلِّ وَسَلْمَ وِبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدَ وَعَلَى آله وأصحابه وَمِنْ تَبِعَهُ وَولاهَ إِلَى يَوْمِ لِقَاءِ اللَّهِ.

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)

[آل عمران: 102]

(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا )[النساء: 1]

أَمَّا بَعْدُ:

Hamba Allah, jamaah Shalat Jum’at hafidzakumullah…

Jika hari ini kita masih diberikan kesehatan, maka mari kita syukuri karena itu adalah kenikmatan yang mahal. Kalau hari ini kita masih bisa berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai, maka mari kita agungkan Allah yang telah memberikan nikmat tersebut. Kalau hingga hari ini kita masih dianugerahi keimanan yang bersih, maka mari kita lipat gandakan syukur karena tiada kenikmatan yang lebih besar bagi kita kecuali kenikmatan iman.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul penegak tauhid, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, bagi keluarga, para sahabat dan mereka yang terus berupaya memurnikan keimanan dan memerangi kemusyrikan.

Mukminin jamaah Shalat Jum’at…

Hingga hari ini, negeri Muslim terbesar di dunia ini belum lepas dari jeratan kemusyrikan. Hal ini ditandai Di antaranya dengan belum hilangnya pengaruh perdukunan. Kalau tidak mau dikatakan bahwa pengaruh mereka semakin meluas dari hari ke hari. Praktik perdukunan di negeri kita ini semakin menjamur. Bahkan mereka berdiri resmi di atas badan hukum. Siapapun yang mencoba menegur mereka, malah bisa terjerat delik hukum negeri ini.

Sementara korban kemusyrikan terus berjatuhan. Dari mulai pelecehan seksual oleh para dukun cabul tersebut, hingga harta yang bisa ludes oleh para dukun itu. Sampai korban terbesar yang sering tidak disadari adalah hilangnya keimanan, keluarnya seseorang dari keislamannya. Na’udzu billahi min dzalik.

Masyarakat terus tertipu dan terpedaya. Bukan hanya mereka yang tidak lulus SD. Tetapi hingga para ilmuwan, orang-orang cerdas, pemimpin, petinggi, semuanya bisa tertipu oleh perdukunan. Pasalnya para dukun pandai mengubah dirinya dalam bentuk yang lebih menarik. Dulu berpenampilan serba hitam dan seram, hari ini telah mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan sorbannya. Dulu dinamakan dukun, hari ini disebut orang pintar, spiritualis dan sebagainya. Dulu komat-kamit tidak jelas yang berisi mantera, hari ini sekali-kali terdengar ayat Al-Qur’an dibaca. Jika seperti ini modifikasi para dukun, bagaimana masyarakat tidak tertipu. Kecuali masyarakat yang mempunyai pegangan ilmu syariat yang kokoh.

Masyarakat menggantungkan diri kepada para dukun tersebut di semua kehidupannya. Dari urusan yang sangat sepele, seperti menentukan arah pintu rumahnya umpamanya, hingga urusan besar, pemilihan pemimpin negeri ini misalnya. Tahun 2004 saja, seorang pemimpin sebuah ikatan perdukunan di negeri ini menyatakan bahwa anggotanya di seluruh Indonesia ada 13 juta dukun yang tersebar di 28 provinsi yang tersebar dalam 396 dewan pimpinan cabang. Mungkin tidak berlebihan ketika dikatakan hampir setiap jengkal negeri ini telah dikuasai oleh dukun. Innalillahi wainna ilaihi raji’un…

Akhirnya tidak sedikit yang meyakini bahwa kekuatan besar itu milik para dukun. Titahnya tidak boleh dilawan. Melawan berarti celaka, taat berarti mulia. Mereka lupa dengan ayat Allah:

(قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ) [آل عمران: 26]

“Katakanlah, “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran: 26)

Hanya Allah yang memberi, mencabut, memuliakan dan menghinakan. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. La haula wala Quwwata illa Billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Hadirin, jamaah Jum’at rahimakumullah …

Setidaknya ada tujuh bahaya besar datang ke para dukun itu:

Tercabutnya iman dari hati orang-orang yang datang ke dukun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

(وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْﭵ) (البقرة:١٠۲)

“…Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: «Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” (Al-Baqarah: 102)

Yang mereka ajarkan adalah sihir. Disebutkan bahwa ternyata sihir adalah kekafiran. Maka tercabutlah keimanan dari orang yang memanfaatkan jasa sihir para dukun itu. Lebih jelas Nabi menjelaskan untuk kita,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Siapa yang datang kepada dukun atau peramal dan bertanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya 40 malam.” (HR. Muslim, No. 4137)

Untuk itulah, biasanya para dukun selalu meminta para pasiennya untuk kembali sebelum 40 hari. Karena syetan ingin agar shalatnya tidak diterima untuk selama-lamanya. Hukuman ini bagi mereka yang datang kepada dukun dan bertanya tentang sesuatu. Jika sampai membenarkan dan menuruti ucapan dukun, maka hukumannya lebih menakutkan,

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Siapa yang datang ke dukun atau peramal dan membenarkan perkataannya, sungguh ia telah kafir terhadap yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam” (HR. Ahmad No. 9171)

Maraknya perbuatan keji.

Perbuatan keji seperti membongkar kuburan, pencurian jasad mayat, pembunuhan, pencabulan, penipuan dan seterusnya merupakan dampak negatif dari maraknya praktik perdukunan. Bahkan kadang syarat yang dibisikkan syetan kepada dukun adalah hal-hal keji tersebut. Pantas, jika Nabi menyebut sihir sebagai dosa yang menghancurkan, “Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan… (Di antaranya) sihir.” (HR. Bukhari, No. 6351 dan Muslim, No. 129)

Penipuan harta masyarakat

Masyarakat sering kali harus membayar mahal untuk memanfaatkan jasa perdukunan. Penipuan memang hal biasa yang dilakukan oleh para dukun. Masyarakat telah membuang mubadzir uangnya untuk kemusyrikan. Bertebaranlah uang-uang haram dan kotor hasil perdukunan. Nabi menyebut upah perdukunan adalah harta kotor dan najis,

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ

Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiallahu anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu alihi wasallam melarang harta hasil penjualan anjing, upah pelacur dan upah dukun.” (HR. Bukhari, No. 2083 dan Muslim, No. 2930)

Masyarakat jahiliyah Arab dulu paham benar bahwa upah perdukunan adalah harta yang kotor. Hal ini bisa kita jumpai dalam sejarah mereka saat mau membangun kembali Ka’bah yang roboh dengan uang masyarakat. Mereka mensyaratkan agar uang yang disumbangkan bukan uang haram. di antara uang haram yang mereka maksud adalah upah perdukunan. Akankah masyarakat kita hari ini lebih jahiliyah dari jahiliyah Arab dulu?

Hancurnya akal dan logika

Bagaimana tidak hancur, kalau seseorang yang berpendidikan tinggi dan pemimpin sebuah instansi besar atau pemimpin negara, percaya dengan ucapan tidak logis dari dukun yang bisa jadi tidak bisa baca tulis. Padahal akal adalah amanah Allah yang sangat luar biasa. Akal adalah anugerah besar yang diberikan agar manusia bisa menerima amanah bumi ini dan bisa menghantarkan menuju mengenal Allah. Jika akal telah rusak, maka kaum muslimin tidak mungkin bisa memimpin bumi ini dan semakin menjauhkan mereka dari Allah.

Penyesatan manusia dan jauhnya mereka dari syariat

Para dukun seringkali membuat syarat bagi orang-orang yang datang meminta tolong kepada mereka agar melakukan hal-hal yang sesat dan dilarang agama. Ada yang diperintahkan untuk meninggalkan shalat, ada yang diperintahkan untuk membunuh, ada yang disyaratkan untuk tidak mandi junub, ada yang harus mandi di sungai air pegunungan di tengah dinginnya malam dan sebagainya.

Ada pula yang berkedok ajaran agama tetapi sesungguhnya ajarannya itu tidak jauh dari bid’ah dan kesesatan. Ada yang diminta untuk membaca dzikir tertentu atau shalat dan puasa tertentu tetapi dengan cara yang menyimpang dari syariat Islam dan tidak pernah dicontohkan Nabi. Dengan cara inilah masyarakat seringkali tertipu. Karena kemasannya agama dan masyarakat tidak memiliki ilmu yang cukup tentang ibadah yang sesuai sunnah.

Mendatangkan murka dan hukuman Allah

Perhatikan hadits berikut ini,

قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

Zainab binti Jahsy berkata: Ya Rasulullah, apakah kita akan dihancurkan padahal di antara kita ada orang-orang shalih? Rasul menjawab: “Ya, jika telah banyak keburukan.” (HR. Bukhari, No. 3097 dan Muslim, No. 6602)

Mendatangi dukun adalah merupakan salah satu perbuatan kemusyrikan. Dan kemusyrikan adalah dosa yang paling buruk. Jika keburukan itu telah merata, maka tidak ada yang ditunggu masyarakat kecuali datangnya gelombang hukuman Allah di dunia ini sebelum di akhirat kelak.

Kerugian dunia dan akhirat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

(لَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى ) [طه: 69]

“Dan tidak akan menang/beruntung tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.» (Thaha: 69) Ibnu Taimiyyah berkata, “begitulah kenyataannya, para dukun itu tidak menang dan beruntung baik di dunia ini ataupun di akhirat nanti.” (Majmu’ Al-Fatawa 35/193)

باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِى القُرآنِ الكَرِيْم، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا ِفيْهِ مِنْ الآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْم، أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ، وَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

الحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَعَ عُقُوْبَةَ العُصَاة رِدْعًا لِلْمُفْسِدِيْنَ وَصَلاَحًا لِلْخَلْقِ أجْمَعِيْن وَكَفَّارَةً لِلطَّاغِيْن المُعْتَدِيْن، وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ المُلْكُ الحَقُّ المُبِيْن، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أفْضَلُ النَّبِيِّيْنَ وَقاَئِدُ المُصْلِحِيْنَ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا . أَمَا بَعْدَ:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 70 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 71 ) [الأحزاب:٧٠-٧١]

Hadirin, jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah azza wajalla…

Kerusakan perdukunan demikian besar. Maka, bagi orang beriman harus menjauhi dunia perdukunan.

Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya kepada-Nya kita menuju, bertawakkal dan memohon apa saja. Barangsiapa yang bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh keikhlasan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendengarnya. Karena Dialah yang Maha Dekat dan Maha Mengabulkan doa. Lakukanlah semua sebab di dunia ini dengan cara yang sesuai syariat, kemudian berdoalah dan serahkan hasilnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan yang terbaik untuk kita.

(وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا )[إبراهيم: 34]

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.”(Ibrahim: 34)

Siapapun Anda dan meminta apapun, cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jauhi semua tipuan dukun itu. Bagi yang meminta rizki, mintalah kepada Allah yang telah menjamin,

(فابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ )[العنكبوت: 17]

“…Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.” (Al-Ankabut: 17)

Bagi yang sedang menunggu keturunan, lupakah Anda doa Nabi Zakariya yang karena doanya dia diberi keturunan walaupun secara ukuran ilmu manusia sudah mustahil punya keturunan,

(قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ) [آل عمران: 38]

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Ali Imran: 38)

Anda yang menginginkan jabatan, kekuasaan, kesehatan atau apapun. Mengapa tidak meminta langsung saja kepada Allah yang begitu dekat dan mengabulkan segala permintaan,

(وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ) [البقرة: 186]

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 186)

Mukminin yang dimuliakan Allah…

Kita mempunyai tugas besar untuk menegakkan tauhid di negeri ini. Dunia perdukunan ini bisa dihilangkan jika terjadi kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemimpinnya. Masyarakat belajar ilmu syariat dengan benar dan berakidah dengan lurus. Sehingga menjauhi semua bentuk perdukunan. Sementara para pemimpinnya membuat kebijakan yang menimbulkan efek jera bagi semua praktik perdukunan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, wajib bagi setiap pemimpin dan siapapun yang mampu untuk menghilangkan semua hal tersebut (perdukunan) Para dukun itu harus dilarang untuk duduk (membuka praktik) di kios-kios ataupun di jalan-jalan atau masuk ke rumah-rumah masyarakat. Kalau hal ini tidak dilakukan maka cukuplah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(كانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ )[المائدة: 79]

“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Wamat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Maidah: 79) Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda melalui jalur Abu Bakar ash-Shiddiq, “Sesungguhnya manusia, jika melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya, Allah akan meratakan hukuman-Nya untuk semua.” (Majmu’ Al-Fatawa 35/195)

Maka, hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala mari teguhkan iman. Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala penolong kita. Lakukan semua sebab yang sesuai syariat kemudian berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Niscaya akan dipenuhi semua hajat kita dan selamatlah akidah kita.

(إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) )[الأحزاب: 56]

اللَّهُمُّ صِلِّ وَسَلْمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدَ وَعَلَى آله وَصحابَتَهُ وَمِنْ اِهْتَدَى بِهُديِهُ واستن بِسَنَتِهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ .ثَمَّ اللَّهُمُّ اُرْضُ عَنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ أَبِي بَكَرَ وَعَمَرَ وعثمان وَعَلَيِي وَعَلَى بَقِيَّةَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعَ التَّابِعِينَ وَعَلَينَا مَعَهُمْ بِرَحِمَتِكَ يا أَرحمَ الرَّحِمِينَ .

اللهُمَّ أعِز الإسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأذِل الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَاحْمِي حوْزَةَ الدِّيْن وَاجْعَلْ بَلدناَ هَذَا أمِناً مُطْمَئِنًا يأمر فِيْهِ بِالْمَعْرُوف، وَينهَى فِيْهِ عَنْ الْمُنْكَر.

اللَّهُمَّ أبرم لِهَذِهِ الأمَّة أمْرَ رُشْدٍ يُعِزُّ فِيْهِ أهْل طَاعَتِكَ وَيذِل فِيْهِ أهْل مَعْصِيَّتِك ويأمر فِيْهِ بِالْمَعْرُوف، وَينهَى فِيْهِ عَنْ الْمُنْكَر. اللَّهُمَّ أصْلِحْ أحْوَالَ المسْلِمِين. اللهُمَّ أصْلِح وُلاَتَهُمْ، اللَّهُمَّ أصْلِحْ عُلَمَائِهِم، اللَّهُمَّ أصْلِحْ شَبَابِهِم، اللَّهُمَّ أصْلِحْ نِسَائِهِم، اللَّهُمَّ أصْلِحْ ذَرَارِيْهِم . اللَّهُمَّ تولهم فِي كُلِّ أمُوْرِهِم ) رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )[البقرة: 201]

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

(8)